Lokomotif Hitam: A tribute to malaikat hujan


Pagi

Memulai pagi baru tidak akan sesulit ini jika ia tidak terlalu sibuk membuka-buka buku tahunan sampai larut tadi malam. Alhasil ia lupa kalau Loki, VW Beetle keluaran 1953 yang dititahkan oleh kakeknya harus dimanipulasi dulu agar bisa melompat lagi dijalanan. Krisis waktu, Vino memilih menggantungkan harapan pada Damri, dari pada mood mobil kodoknya itu.

Hari ini, tepat dua tahun yang lalu adalah pertama kali Vino melihat Dannies. Dihari itu pula matanya mulai tertutup untuk pemilik keindahan lain di dunia. Sayangnya, mereka tidak pernah benar-benar bertemu lagi sejak berpisah di stadion waktu itu, kesibukan Vino menghadapi seleksi perguruan tinggi menghalangi niatnya untuk mencari Dannies. Lagipula, tidak ada cukup adrenalin dalam dirinya untuk sekedar bertemu dan berbicara. Sekarang, setelah dua tahun tanpa kabar, rasionalnya mulai menerima kalau Dannies mungkin bukan bagian dari skenario tuhan untuknya.

Weekend kedua dibulan Nopember, Vino berangkat lebih pagi. Ditahun keduanya ini, ia mulai berani mencari kesibukan diluar perkuliahan,  dimulai dengan menjadi panitia ospek untuk menyambut junior-junior baru dikampusnya. Vino yang satu ini harus bertindak sebagai senior yang tegas dan terkesan galak didepan calon-calon suksesornya itu.

Berminggu-minggu dihabiskannya berlatih memasang tampang sangar yang pantas disegani, sekantung permen disiapkannya jikalau suaranya keburu habis dikeluarkan. Lalu tibalah saatnya ia menghampiri junior-junior barunya yang terdiam kaku dengan karton didada bertuliskan nama mereka.

Suaranya masih lantang terdera di lapangan berisikan lebih dari seratus orang mahasiswa, sebelum menangkap sosok yang jelas dalam ingatannya, diantara makhluk makhluk yang sama lusuhnya dibawah matahari pagi. Mempertegas ingatannya, ia masuk kecelah-celah barisan itu, dilihatnya lebih dekat karton didadanya. Ya, Dannies Kara Kelsey. Pupil mata Vino seketika membesar, adrenalin memacu darah di Vena nya. Tapi Dannies yang tertunduk itu cuma bisa ketakutan melihat kaki Vino didepannya.

Kenapa dia baru muncul sebagai mahasiswa baru? Kemana dia menghilang? Kenapa ada pita Medis ganda di lengannya? Begitu banyak yang ingin ditanyakan didepannya saat itu, tapi satu huruf pun bisa keluar dari mulut Vino. Lagipula, wibawanya akan jatuh kedasar bumi kalau sampai ia berbicara atau sekedar menyapa Dannies dengan wajah aslinya.

Sepanjang hari itu, ia menguntit kegiatan yang dilakukan Dannies dan mahasiswa baru lainnya, walaupun bukan bagian dari tugasnya. Takdir pasti sudah berbicara, pikirnya. Setelah ospek yang hanya dua hari ini, akan ada banyak waktu tersisa untuk pertanyaan-pertanyaan hati nya.

Tugas sabtu itu selesai sudah, satu hari lagi tersisa untuk masa kerjanya yang sangat singkat. Tapi, sayangnya, ia belum bisa bertemu Dannies sehabis acara itu karena masih ada yang perlu dilakukannya sebagai panitia. Lebih Seratus dua puluh menit berlalu, Vino merasa dua jam itu sangat lama, pupus harapannya bertemu lagi untuk hari itu.

 

Pikirannya berada didimensi lain ketika ia berjalan menuju Halte, sebelum tersadar bahwa Damri yang ini adalah yang terakhir. Perjuangan sengit pun dijabaninya, hingga berhasil masuk ke bis terakhir yang sudah sesak itu dari pintu belakang. Vino mendapat jatah beberapa spasi untuk berdiri selama perjalanan. Tak sampai seratus meter berjalan, bis kembali berhenti memungut penumpang. Pak supir pasti kasihan melihat calon penumpang yang mulai dibasahi gerimis, pikirnya. Ternyata hanya satu orang, itu Dannies.

Entah kenapa, seketika Vino merasa udara disekitarnya semakin menekan. Dannies sedang mengeringkan butir-butir hujan dirambutnya dengan handuk kecil hingga kedua mata mereka bertemu. Tatapan canggung keduanya bertemu menembus sesak penumpang bis terakhir itu. Beberapa saat kemudian keduanya saling memalingkan pandangan sembari (pura-pura) sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

Terlalu janggal rasanya kalau Vino memaksa menghampiri Dannies yang kebagian jatah berdiri di Pintu masuk depan, bahkan untuk sekedar menyapa dengan suara lantang didalam bis yang sudah cukup berisik dengan hujan deras senja itu.

Sejak memasuki Tol, Vino memalingkan pandangannya dari Dannies. Mungkin karena terlalu senang atau terlalu takut, perutnya mendadak mulas. Paling cepat butuh setengah jam hingga bis itu keluar dari Tol, ia berharap bisa menahan sakit perutnya dengan tidak memikirkan bahwa Dannies ada satu bis dengannya.  -____-

Hingga di perhentian terakhir, Vino baru memutuskan hendak menyapa Dannies, namun sayangnya, Dannies sudah lebih dulu turun di perhentian sebelumnya.

 

 

^_^

 

 

Hari kedua pun Vino terpaksa harus berburu Damri lagi, Loki itu memang mobil kodok, tapi paling susah diajak jalan-jalan kalo musim hujan begini. Semua orang selalu bilang, Loki itu kodok yang hibernasi dimusim hujan, jadi sebaiknya dibiarkan istirahat dirumah.

Pssst. Dannies, kamu apa kabar?

Vino muncul diantara mahasiswa baru yang berkumpul didepan kampus pagi itu. Karena ia harus berperan sebagai kakak kelas yang menyeramkan, Ia sengaja muncul dibalik Jacket Hoodie yang dulu dipinjamkannya pada Dannies.

“Eh, kak? Ba.. baik, Kak.” Jawab Dannies kaget.

Benar-benar bukan tanggapan yang diharapkannya.

“Ini aku, Vino. Kamu gak perlu panggil ‘Kak’ deh.”

“Vino?”

“Iya, yang nemenin kamu, badai dan angin waktu di Monumen Lokomotif uap dua tahun lalu, inget gak?”

(badai & angin): Nama dua anak kucing yang diselamatkan Dannies di Stasiun

“Monumen Lokomotif? ” Tanyanya bingung.

“Inget Hoodie ini ? Kita juga sempat nonton bola di Stadion waktu itu. Terus, Kamu… ”

Ucapannya terpotong ketika Dannies menyerahkan sebuah Handband putih yang diambil dari tas nya. Vino terperangah, ia bahkan hampir lupa pernah meminjamkan Handband itu di depan Monumen Lokomotif Uap.

“Jadi nama kamu Vino?”

“Woi Dannies! Ngumpul tuh!”  Teriak seseorang tidak begitu jauh dari mereka.

“Tuh Dan, dipanggilin. Yaudah, nanti sore habis acara ini, aku tunggu di Pondok gerbang lama yah”

“Siap bos!” kata Dannies lalu tersenyum.

 

Tiba lebih awal dari rekan-rekannya, Vino menyelinap ke Ruang medik untuk memeriksa catatan penyakit yang dimiliki Dannies.

“Als.. shemer. Alish.. meser.. “ eja-nya sambil mengusap-usap matanya.

Alzheimer!  Sela Imran, yang muncul tiba-tiba dibelakangnya.

“Vino.. Vino, IPK doang setinggi langit, baca istilah begitu sampe gagu, hahaha. Lagi nyari apa Vin?”

“Gak kok, gapapa. Haha, thanks ya” Katanya melengos pergi.

 

 

 

Hari terakhir Ospek mahasiswa baru ini harusnya bisa jadi awal dari hubungan baik mereka, andai saja Dannies datang sore itu, ditempat yang mereka sepakati sebelumnya. Kegigihan Vino, menahannya menunggu disana dari sore hingga pukul tujuh malam. Dari gerimis, lalu hujan hingga teduh kembali, Vino tidak berpindah dari tempatnya. Ia lalu teringat penyakit aneh yang diderita Dannies. Dannies pasti Collapse atau sangat sakit untuk datang kesini, pikirnya. Ia bergegas menghampiri Imran yang masih berada di Kampus malam itu juga.

“Ran, tadi lihat Dannies gak? Yang pita medisnya ganda itu.”

“Dannis Kara Kersley? Tadi sih udah pulang sama temen-temennya”

“Dia gak kenapa-napa kan?”

“Enggak. Hari ini dia normal kayak biasa. Emangnya ada apa? Naksir ya lo?”

“enggak kok, nggak kenapa-napa.” Sedikit kecewa menyelimuti hatinya, namun bahagia yang ia rasakan lebih besar karena Dannies tidak mengalami hal-hal buruk yang terpikirkan olehnya.

“Yakin?” dengan sorot mata tajamnya, Imran mengeluarkan secarik kertas.

“eh, eh? Itu apa?”

“Ambil nih. Bapak Introvert” sindirnya.

Ini alamat situs blog. Tapi kenapa? Tak habis ia bertanya.

Karena terlampau larut, Vino terpaksa menumpang bis antar kota untuk pulang kerumahnya. Lagi-lagi hujan, malam di sepanjang Nopember itu pasti akan selalu basah, pikirnya. Malam itu kantuknya belum terkumpul banyak, padahal tinggal hitungan detik menuju pergantian hari. Masih berbalut piyama, Vino memanaskan mesin Loki. Loki boleh saja VW tua bermesin butut, tapi Interiornya lebih nyaman dari sekedar mobil jadul manapun untuk diajak berjalan-jalan malam. Bisa ditebak kemana Loki mengarah, tidak berbeda dengan apa yang dipikirkan tuannya, Rumah Dannies. Sebagai panitia, cukup mudah baginya untuk sekedar mengumpulkan data Dannies.

Sama seperti pengecut-pengecut lainnya, ia memarkir ‘Limousin’ kodoknya diseberang jalan, dan memperhatikan rumahnya dari jauh, sambil menyeduh coklat panas. Selesai menafkahi hatinya, ia bergegas pulang untuk gantian menafkahi matanya, apalagi besok akan ada kuliah pagi menunggunya.

Kembali kekasurnya, matanya menangkap benda yang baru saja kembali padanya hari ini, Handband putih kesayangannya. Ia tidak percaya Handband yang ditinggalkan almarhum kakak perempuannya, begitu mudah ia pinjamkan ke orang yang sangat baru dikenalnya. Tak jauh dari Handband putih itu, terdapat kertas kecil bertuliskan alamat situs blog yang diberikan Imran. Penasaran hebat, ia memyalakan laptopnya, dan memasukkan alamat tersebut.

“A Tribute To Malaikat Hujan” nama blognya.

Matanya yang mulai sayu, kembali terbelalak. Blog itu, milik… Dannies. Vino memaksa matanya menelusuri tulisan-tulisan blog itu, semuanya berisi curhat Dannies kepada sosok yang disebut-sebutnya Malaikat Hujan. Hingga akhirnya ia sadar bahwa blog itu dibuat tepat pada hari pertama mereka bertemu. Lalu, muncul lah tulisan baru Dannies yang langsung menyita seluruh fokus dan kantuknya.

D.K Kersley

Lokomotif Hitam



Itu pertama baginya ada ditempat antah berantah selarut ini. Dingin dan basah dari hujan yang jatuh sejak sore tadi.

kenapa aku tidak ikut mereka saja? kenapa aku harus keras kepala? Sedikit kecewa terpancar di wajahnya, lalu ia tersenyum. Entahlah, mungkin bocah ini sudah gila.

Awan hujan pergi, berganti senja menghampiri . Ia berdiri di depan lokomitif kereta uap tua yang juga ikon kota itu. Tubuhnya hanya dibalut selembar kaus tipis berwarna biru, sedang jeans dan sepatunya tidak kalah lembab dengan kaus itu. Dalam kondisi saat itu, ia masih tersenyum, karena ia tidak benar-benar sendiri.

“kamu 78 juga?” tanya gadis itu.

“iy.. iya. Kamu juga ya?”

“Oh ya, thanks buat hoodie nya ya” ucapnya seraya melepaskan hoodie yg dikenakannya.

never mind!” seru anak laki-laki itu. “kamu pake aja dulu. Ini masih dingin loh.. ”

Dannies hanya tidak sadar betapa Vino telah memperhatikannya sejak pertama mereka dikirim pihak sekolah tiga hari yang lalu. Sejak itu, ke-30 pelajar dari sekolah mereka menginap disatu hotel yang sama. Mereka disiapkan untuk acara nasional yang akan dihadiri orang nomor satu di Indonesia saat itu.

Vino teringat akan peristiwa diawal kedatangan rombongan sekolah waktu itu. Sejak turun dari bis, Dannies sudah mengasingkan diri dari rombongan. Rasa penasaran menarik Vino ikut bersama Dannies ke stasiun kereta didekat hotel. Ia lalu mendapati Dannies bermain dengan tiga anak kucing didalam lokomotif hitam disamping stasiun. Wanita ini pasti punya naluri kucing yang kuat, pikirnya.

“Kamu.. suka kucing ya?” tegur Vino.

gadis itu menoleh kearahnya,“aku sama seperti mereka..”

Saat itu Vino tidak mengerti barang sedikit maksud ucapan Dannies. Yang ia tahu, ada awan cumulonimbus di mata Dannies. Padahal, menurutnya, jika mata itu bisa tersenyum, mungkin panoramanya akan lebih indah dari langit jingga yang selalu ia tunggu tiap senja.

Selepas event yang cukup berhasil siang itu, mereka sejatinya akan pulang bersama-sama dengan bis yang sama yang mengantarnya. Namun, saat itu Dannies kembali menghilang dari rombongan, ketika awan badai mulai tiba. Vino sangat yakin kemana Dannies pergi, ia satu-satunya relawan yang bersedia menyusul kesana.

Benar saja. Dannies ada di lokomotif hitam itu. Ia memeluk tiga kucing kecil itu dipangkuannya, berselimutkan handuk kecil milik Dannies.

“Dan, Bis nya.. ”

“Aku ga bisa pergi sekarang. Mereka bisa mati kedinginan dibawah badai” liriknya ke Vino.

Selama tiga hari disini, dannies rutin mengunjungi Daging, Kentang dan Kerang – tiga anak kucing yang dikenalnya sejak dua hari yang lalu. Kembali berhadapan dengan mata itu, Vino tak bisa berbuat banyak. Seketika saja ponsel disakunya bergentar, telfon dari teman sekelasnya yang menunggu di Bis.

Kalian bisa pergi duluan. Dannies bisa pulang sama saya nanti.

Ada protes dari teman-teman dekatnya, begitupun dengan rasional Vino saat itu. Namun tubuhnya berontak, tak ingin beranjak dari tempat itu, tanpa Dannies.

Saat ini, mereka masih menunggu angkutan kota 78 yang tak kunjung muncul. Badai sore tadi seolah menyapu angkutan umum di kota itu. Begitupun dengan kenderaan umum yang biasa menunggu di depan stasiun.

“Dan, kamu denger suara orang menabuh drum ga?”

“Itu! Disana.. ” tunjuk Dannies.

Angkot 78 dan lainnya muncul bersama dari kejauhan dengan massa yang melimpah hingga penuhi atapnya. Ada truk dan bis juga disana. Satu diantaranya berhenti tepat didepan mereka berdua.

“Kalian mau ikut nonton bola juga gak?” ajak seorang kakek dari atap angkot 78.

“… ” Dannies dan Vino saling melirik. Rumah mereka berdua memang tidak jauh dari stadion kota itu.

“mau!!!”

Sepi yang menyelimuti Dannies dan Vino sedari tadi berganti yell-yell dan nyanyian sepanjang perjalanan ke Stadion. Baik Vino maupun Dannies tidak suka akan sepakbola, sebelumnya. Sampai mereka melihat sendiri, bagaimana ribuan wajah berbagi semangat. Ditambah kembang api yang menembus dingin, menyinari langit malam itu.

Vino melihatnya. Dannies tersenyum, beban nya lepas, lupa dengan apa yang mengganggunya selama ini. Dalam benaknya, Vino ingin menjadi alasan bagi Dannies untuk bisa tertawa seperti itu, suatu hari nanti.

Setiap manusia punya sejarah sendiri, yang mendasari persepsinya. akumulasi pengalaman mereka lah yang menjadikan setiap pribadi itu unique. 

Vino, Lokomotif Hitam

Wikifreaks, Chapter 2(2/2): Rocky VS Rambo (Chapter End)


 

Didalam Kopaja, gue langsung meriksa sekujur badan, kalo-kalo ada luka tembak dari insiden tadi sore. Syukurlah pukulan mereka gak ngefek di badan elastis gue yang terbiasa senam lantai ini.

“Rocky?“

Ada suara cewek terngiang-ngiang dikuping gue. Jangan-jangan ini pengaruh radiasi pemandangan mistis yang gue liat pas naik kopaja ini.

“Rocky, kamu kenapa?”

Ternyata suara barusan bukan sekedar lamunan jorok..  Gadis itu tiba-tiba duduk di samping gue. Gue masih melongo dengan tampang culun jomblo seribu tahun..

“Oh iya, Sorry. Kenalin, Aku Felishia Deadline. Kita satu sekolahan loh, tapi aku baru beberapa hari di SMA Metal Mandiri”

“Kamu kok kenal aku?” tanya gue kebingungan. Gue masih curiga kalo cewek ini pengen ngehipnotis dan melakukan pelecehan seksual ke gue.

“Ya iyalah. Satu sekolah kan ngomongin kamu terus”

“Hah?! Masa sih?” gue pura-pura gak tau. Padahal gue emang jadi Trending Topic di Twitter dan chatgroup sekolah.

“Wajar sih.. Jarang-jarang kan ada siswa yang sukses nempelin banyak Upil di meja Kepsek. Sampe kerekam CCTV lagi” Katanya sembari nunjukin video usil gue di youtube. ”Ya udah, lupain aja. Eh, Kebetulan aku bawa P3K, aku bantu bersihin lukanya yah?”

Gue speechless. Mata gue gak bisa lepas dari cewek cantik ini, eh, bukann.. cantik banget malah.

“Ini kenapa bisa sampe dapet luka begini sih?”

“Itu.. digigit kecoa..”

“Serem banget sih.. Pasti sakit ya?”

Dia.. percaya?

“Terus mata kamu.. kenapa sampe memar sebelah gitu?”

“Kalo ini sih kena gagang pintu pas kepeleset di kamar mandi”

“Kamu seneng kepeleset ya? Lucu deh, Makanya jangan pecicilan.. Ngomong-ngomong kamu hebat juga ya. Gak kesakitan pas aku jahit lukanya barusan. Aku aja ngeliatnya ngilu loh” Kata Felishia.

“Hahh, ini kapan dijahitnya?!!” Gue kaget.

Tuh, bener kan. Sejak awal gue kena hipnotis. Cewek blasteran 168 cm, dengan rambut merah panjang ditambah mata coklatnya terlalu memukau buat mata binal gue. Yang paling menonjol apalagi kalo bukan.. eng.. hidung mancungnya melengkung indah kayak perosotan disneyland.

“Makasih ya Fel” Kata gue menatap dalam ke matanya.

Dia membalas dengan menganggukan kepalanya.

“Kamu habis begadang ya? Mata kamu merah loh”

“Dari kemarin malam aku emang kurang tidur gara-gara tugas dadakan dari Pak Galau.”

“Kita masih jauh.. Kalo ngantuk, kamu tidur aja dulu”

“A.. aku pinjem bahu kamu dong? Padahal aku insomnia, tapi berasa ngantuk banget sekarang… ”

“Ya udah.. daripada nganggur, kan mubazir”

“Asyikk, unyuu deh kamu..”

Plok! Dia nyenderin kepalanya. Gue gak pernah grogi separah ini sebelumnya, bahkan lebih parah dari grogi pas gue diminta memberikan kata sambutan di acara sunat massal, sebagai duta bedah kelamin.

Mungkin ini satu-satunya anugerah dihari penuh musibah ini. Ya, hidup selalu bisa lebih baik.

Hujan makin deras, gue dan Felishia duduk agak dibelakang jauh dari penumpang lain. Felishia sendiri mungkin kecapean akibat kegiatannya seharian ini. Dengan pulasnya Feli tidur di bahu gue.

Waktu itu dingin banget dan berembun, jarak pandang cuma lima meter tanggung.

Bosan dengan pemandangan hujan dari dalam kopaja, gue coba curi-curi pandang mumpung Feli masih tidur. Dan bener aja, tiap detiknya.. dia tambah cantik, bahkan dengan iler diujung bibirnya.

dug dug! ngiiik! dug dug! ngiiiik!

Mendadak Nafas gue gak teratur, dada nyesek, jantung gue nge-bass. Saking gaduhnya, suara organ-organ gue sampe ngenganggu penumang lain yang juga berusaha tidur.

“Jangan berisik dong mas, suaranya ngerembes nih lewat Headphone saya” kata seorang bapak dengan Headphone gede dikepalanya.

Jantung gue sama berisiknya dengan Hp cina.

“Eh? Iya.. maaf ya Pak” kata gue kebingungan. gimana coba cara nge-silent nya ini..

Walaupun jantung gue berisik, Feli masih kalem tidur di bahu gue. Keasyikan disandarin sambil lirik-lirik Felishia, gue ogahan turun dari Kopaja. Sayangnya gue langganan tetap Kopaja, terang aja bang Cimen (driver kopaja, 28 tahun) udah hapal banget lokasi rumah gue.

“Fel, aku udah nyampe nih.. sorry ya jadi ngebangunin.. ” Bisik gue.

“Hm.. aduh maap!! Aku tidurnya kaya kebo ya?”

“Gak pa-pa kok..” Gue serius dengan kalimat ini.

“Malu nih, kebiasaan jelekku jadi keliatan”

“Jelek? Kamu cantik kok pas tidur..” Bibir gue refleks.

“Apa? aku suka pusing kalo baru bangun, jadi agak lemot. Eh, aku juga tinggal disini loh”

“Bagus deh, taunya kita satu komplek perumahan. Yuk turun, biar Kamu lanjut istirahatnya dikamar aja” saran gue.

“Tapi..  Aku mau.. pinjem..”

“Hah.. Apa?”

“Pinjem.. tangan kamu. Aku masih pusing nih” Ucapnya sambil memegang kepala.

“Hm” Kata gue ngulurin tangan dengan ikhlas.

Bukan cuma sekomplek, ternyata rumah gue dan Felishia cuma dibatesin gang kecil. Balkon kamar Felishia yang ada dilantai dua persis berhadapan dengan jendela gudang gue.

“Loh?! Kamu beneran tinggal disini Fel?”

“Wajar sih kalo kamu gak tau. Kamu kan berangkatnya telat mulu”

“Suka merhatiin ya?”

“Kebetulan aja aku denger gosip di sekolah”

“Hahaha, ya udah masuk sana. Kamu capek banget kayaknya”

“Iya deh, Makasih ya Ki..”

Kayak undur-undur, kita jalannya mundur.. berusaha pandang-pandangan lebih lama.Tatapan matanya itu kayak gigi piranha, sekali nancep, susah ngelepasinnya. Dan malam itu.. gue sang Sleepyhead, mendadak jadi susah tidur. Bayangan Felishia menari-nari dalam benak gue. Sementara Feli yang insomnia akut bisa tidur pules sejak masuk kekamarnya.

 

 

 

^^ Chapter 2 : Rocky VS Rambo – End ^^

See Ya di  —>    CHAPTER III : Rock’ in Love

Antara Aku, Galau dan Dirinya.


Tulisan ini gue buat untuk memenuhi hasrat pembaca blog yang tanpa henti meronta-ronta kegalauan dipojok kamar atau dibawah jendela, atau dipojok kamar dibawah jendela.

Gue pernah galau. Dilain kesempatan gue juga pernah jadi ababil, alayers, rasis, najis bahkan basis disalah satu grup tari tanpa nama. It’s okay meureunn.. Eropa juga pernah punya dark ages. Nah, kalau bicara masalah bangsa ini sebenarnya ada banyak. Tapi yang mau gue bahas adalah satu yang terpinggirkan dan jarang didengungkan di media-media. Ya, itu Galau.

Memang belakangan muncul semacam talkshow penggalauan rakyat disalah satu stasiun TV. Mungkin  ada komunitas galau yang ingin eksistensi mereka diakui secara nasional dan berunjuk rasa di tempat-tempat tersembunyi yang meresahkan pemerintah. Apapun itu, gue mewakili temen gue yang punya title ‘Mog’ (Master of Galaus), juga rekan seperjuangan lainnya mengapresiasi kehadiran program semacam itu. #Prayforus

Gue alergi kalo denger kata satu ini. Biasanya kalo ada yang bahas kata ini, gue akan selalu menghindar atau setidaknya buang muka ke tong sampah. Galau itu kadang tidak terlihat secara kasat mata, tapi tersirat dari tingkahnya. Dari yang gue cermati dari para reponden gue selama ini, orang galau biasanya ditandai dengan tatapan kosong, mulut tertutup (Kalo kebuka, itu gejala ayan), semua lagu jadi masuk akal (terutama lagu cinta), dan pada kebanyakan kasus dia tidak benar-benar melihat.

Galau, secara perlahan menyeruak diantara masalah bangsa semacam inflasi, pengangguran dan kemiskinan. Bangsa yang kritis pasti akan mempertimbangkanfaktor se-nyeleneh-apapun untuk mencari kemungkinan kemungkinan baru demi kemajuannya.

Galau itu sama kayak kecoa. Ada positif maupun negatifnya (walau gue belum tau sisi positif dari kecoa). Yang positif dari galau bisa lo liat dari karya-karya puisi remaja kebanyakan, cerpen dsb. Yang negatif paling jelas. Selain ngebuat malas makan (Faktor financial tidak diperhitungkan dulu ya), galau juga buat lo malas ngapa-ngapain. Paling parahnya, galau bisa berujung pada stress, terus lo jadi brutal, bawa clurit kemana-mana, lari telanjang dibundaran HI terus mati gerah ditontonin pengendara yang kejebak macet.

Love à Cinta (Kolom Peng-galau-an Rakyat)

Gue gak mau ngasih alasan kenapa gue ngerubah salah satu menu di blog ini dari ‘Love’ jadi ‘Cinta’.  Gue rasa lo juga gak mau tau, persetan dengan kata itu. Tapi kalo lo maksa, yaudah.. gue ngerubah kategori menu tersebut karena..

JENG JENG!!!

Ya! Tepat sekali. Kalo gitu gue gak perlu panjag lebar nyebutin itu disini.

Begitu denger kata ‘g.a.l.a.u’, pikiran kotor kita pasti gak jauh-jauh dari kata aneh lainnya, c.i.n.t.a.

Gue nemu beberapa kalimat bijak dari tokoh-tokoh kartun Hollywood sampe harajuku. Semuaya menjurus ke persahabatan. Tapi jangan salah, persahabatan itu salah satu jembatan ampuh untuk maju ke tahap selanjutnya. Here you go!

“Knowledge cannot replace friendship. I’d rather be an idiot than lose you”Patrick kepada Spongebob

“If there ever comes a day when we can’t be together, keep me in you heart, I’ll stay there forever.” Winnie The Pooh

“Pika pika.” Pikachu

Bijaksana sekali..

 

Kalo lo sukses pada tahap ini biasanya Cuma ada dua hal yang sering terjadi. Status lo bisa berubah jadi ‘pacaran’ atau ‘friendzone’. Artinya persahabtan yang terlalu bersahabat dan disahabat-shabati bisa melenceng dari tujuan lo. Maka dari itu, gue sarankan untuk tuluskan niat hanya sebagai teman, syukur-syukur ketiban langit lo malah bisa berujung ‘married’ dengan do’i.

Kenapa lo bisa ada di ‘friendzone’ dan bukannya ada di depan laptop atau di rest area? Itu juga yang gue pertanyakan.

Sampe akhrinya gue nemu gambar ini di 9gag.

 

 

Yak! Orang ketiga. Walaupun lo belum bisa dianggep sebagai orang kedua, tapi umumnya kecengan/gebetan lo udah punya gebetannya sendiri. Itulah kenapa lo bisa ada di friendzone, bukannya di timezone.

Selain itu ada kasus lain yang cukup menarik. Taylor Swift mungkin ngalamin ini sampe akhirnya dia tuangkan menjadi lagu The story of us –nya. Dikasus yang satu ini, ‘Him’ atau gebetan si do’i tidak lain adalah lo sendiri. Yak, kalian memang saling taksir. tapi gak ada yang inisiatif ngelakukin ‘First Move’. Jadi yang terjadi Cuma saling cupang (curi-pandang), curi foto di facebook dan yang ujung-ujungnya mereka akan saling nge-stalk/ menguntit. #ThankstoMarkZurckenberg.

Galau, gak melulu soal cinta.. keluarga, masalah dan semacamnya juga jadi akar kegalauan. Kadang ngeliat tumpukan tugas, tumpukan piring kotor atau yang paling sering buat galau para anak kos biasanya kalo lagi dengerin lagu Bunda-Melly Goeslaw.

Entah kenapa gue nulis semua ini. Gue juga gak tau. Semua yang gue tulis disini bukan pengalaman pribadi. Cuma pengamatan dengan mata telanjang. Gue sangat termotivasi untuk nulis tulisan ini karena pengunjung blog semakin baik berkunjung kesini sampe target gue bisa terpenuhi.

Terakhir, pesan gue. Galaulah dengan moralmu nak.

Wikifreaks, Chapter 2(1/2): Rocky VS Rambo


Cerita Sebelumnya:

Juara 1 jatuh kepada.. Rocky Geblek.. dari Indonesia!

Undoubtly! Gue kembali mempertahankan gelar sebagai penenun dengan hasil tenunan terbaik se-Asia raya. Pihak panitia sebenarnya menghadiahkan liburan ke Patthaya selama dua hari untuk gue, tapi karena gak sabar pengen  ngasih kejutan untuk Pak Galau yang lagi depresi, rombongan gue pun bergegas balik ke Indonesia dihari itu juga.

“Congratz ya Rock!” ucap kasim

“Liat sendiri kan, gue selalu bisa menang. Masih mau nerusin tantangan tadi malem? kalo gak yakin jangan diterusin deh”

“Yakin! Yang kali ini akan jadi kekalahan pertama elo dari gue, Huahaha” kata Kasim membusungkan perut.

“Terus rencana lo apa?”

“Gue bakal rundingin semua rencananya bareng Leonarto dan Endang. Tapi elo harus bersedia ngikutin ketentuan gue nanti”

“Dimanapun, kapanpun gue siap! Bwahaha” Kata gue sesumbar.

^_^

 

 

“Cep!”

“Hm?”

Pak Galau coba mengenali wajah yang mulai samar dalam ingatannya.

“Onaah..” gumamnya

Mereka berlari-lari kecil dan hinggap dipelukan masing-masing.

Kalo punya hati, gue pasti udah nangis bombay ngeliat dua sejoli yang lagi kangen-kangenan ini.

Gak kayak sinetron yang kudu ngelewatin beberapa season buat happy ending. Pak Galau udah ngedapetin lagi kisahnya sendiri. Sejak peristiwa itu hubungan gue dengan Pak Galau makin baik, bukan lagi sekedar hubungan antara guru dan murid, melainkan lebih intim. Dalam arti yang positif tentunya.

Walau terkadang jahil dan belagu, gue tetep andalan sekolah buat ngoleksi prestasi sampe tingkat Internasional. Olimpiade sains, kontes merakit bom, sampe memecah kemiri pun pernah gue juarai. Sayangnya, gak semua orang bisa nyambut gue dengan senang hati.

Rambo, anak kepala sekolah, yang juga ketua gank Kalajengking, adalah sosok yang paling gak terima gue ngedapetin semua penghargaan itu. Begitupun anggota gank nya, bagi mereka cuma Rambo yang pantas dapat semua itu. Apalagi setelah tahu kalo gue adalah ketua dari gank ‘Nusa Bangsa’ yang perlahan tapi gak nahan, mulai menjadi musuh besar mereka.

“Belagu loe dasar %#dhf@!!!“ Hujatan mereka ngalir deras ngalahin air selokan. Tepat ketika gue naik ke podium buat nyampein sepatah-duapatah kata atas kemenangan yang gue raih di Malaysia.

“#$%&># !”

”&#^%$*”

Gue kaget denger kata-kata yang keluar dari mulut mereka saat pertama kali naik ke Podium. Bukan karena makiannya yang pasti menusuk paru dan menikam kalbu, tapi karena bahasanya itu loh. Tiap-tiap dari mereka pake makian dalam bahasa Internasional yang berbeda, bahkan ada yang bawa bahasa daerah segala.

Baik sanjungan maupun makian alay gak bakal ngefek sama mental ‘Batu’ gue. Sejak dilahirkan gue tetep batu yang senantiasa tahan menghadapi kerasnya hidup (ceilahh… bahasa lo3! g4k b3uD dAch!). Tapi, memang itu filosofi yang disimpan kedua Ortu dalam nama gue.

Sekolahan mulai sepi saat gue masih sibuk ngeberesin piala-piala gue yang udah nyesakin ruang kepala sekolah. Saking banyaknya piala yang disimpan, Pak Nurdin sampe ngejual lagi piala-piala itu ke luar negeri.

“Rock! Sini deh.. ” Panggil Jordy, salah satu temen gue yang udah sempat masuk gank Kalajengking.

“Apa Jorr?” Tanya gue.

“Ada yang nyariin elo tuh di dalem?” Katanya sembari menunjuk kelas kosong di pojok sekolah.

Tanpa curiga sedikit pun gue langsung masuk kedalam kelas kosong tersebut. Dan. . .

BUKKK !!!

Ouch, Satu bogem mentah ‘landing’ di pipi gue yang chuby. Cukup menyadarkan gue kalau ternyata ruangan itu diisi Rambo dan sepuluh Kalajengking-nista (sebutan bagi anggota-anggota kalajengking).

“Larii..! Larii !!!” Kata hati kecil gue.

Tapi batin ini menolak..

Bukan karna sanggup ngelawan mereka ber-sebelas, tapi.. kaki gue gemetaran sampe gak bisa gerak. Setelah gue perhitungkan secara matang, kayaknya gue bakal bonyok dipukulin sama mereka semua begitu bisa keluar dari sini.

Semuanya udah diatur, bahkan meja-meja dalam ruangan kosong itu disusun sedemikian rupa mengelilingi gue supaya ga kabur. Kamera Hape dan lampu sorot disiagakan di empat penjuru ruangan untuk mendapatkan angel yang bagus. Siapapun yang merancang semua ini, gue yakin dia akan jadi Event Organizer handal dimasa depan.

Rambo melakukan salto dari meja untuk melepaskan jurus Tendangan Petir. Untungnya gue tertolong berkat lompatan mantap gue sebagai atlit balap karung Nasional. Pukulannya berhasil gue hindari satu persatu. Mulai jengkel, mereka menyerang bersamaan untuk menjatuhkan gue. Gue dijambak, dicakar dan digerayangin tanpa ampun. Bertubi-tubi pukulan dilepaskan kearah gue, sampai tiba-tiba..

JEDUGG!!!

Rambo jatuh dan pingsan terkena tendangan refleks gue yang mengarah tepat ke selangkangannya. Gue terpaksa ngelawan begitu Rambo mulai make benda tajam dan berupaya menusuk gue dibagian ketiak.

Kalajengking-Nista lain ikut ngilu melihat Rambo jatuh pingsan dengan cara yang tidak senonoh. Mereka pun menghentikan pukulannya, dan mulai memeriksa ‘keadaan’ Rambo. Gue gunakan kesempatan itu buat nerapin ninjutsu andalan Naruto, Langkah seribu bayangan!

Gue lari sampe ke pengkolan yang ada pangkalan Ojeknya. Moga aja mereka belum pada bubar, soalnya tempat ini dipake mangkal bukan Cuma sama Ojek, banyak pekerjaan lainnya yang juga ‘mangkal’ disini, apalagi kalo udah tengah malam.

Gue tertolong dengan adanya Ojek disana. Kali ini gak lagi hujan, apalagi becek. Jadi gue bisa jamin Cintha Lhowra gak bakal complainch. Tanpa ba-bi-bu, Gue langsung nyuruh si kang Ojek tancap gas begitu ngeliat mereka yang nguber-nguber gue pake motor.

“Mau kemana nih mas nya?” tanyanya dengan nada merayu.

Oke, gue mulai curiga. Jangan-jangan pangkalannya udah diganti sama ‘pemangkal malam’ yang nyamar jadi kang Ojek.

“Kemana angin berhembus aja!! Yang penting ngebut ya!”

Dan permintaan gue barusan memacu adrenalin si kang Ojek untuk memacu motor bututnnya diatas 120 Km/Jam.

Bosan hampir seharian nguber gue pake motor, anak-anak Kalajengking pun putar-balik ke markas mereka. Setidaknya gue selamat untuk sehari ini.

“Bang lagi ngerokok ya?” Tanya gue begitu ngeliat asap keluar dari helm nya.

“Sialan lu, ngatain orang begok. Mau lu apa sih?” katanya langsung menghentikan motornya secara mendadak.

“ ‘Ngerokok’ bang bukan ‘begok’ ” Jelas gue.

“Ooh, terus kenapa? Gak boleh?!”

“Bang, jangan ngerokok bisa ngerusak mata loh”

“Bah! Setau abang ngerusak paru-paru..”

“Beneran, coba aja colokin ke mata”

Glekk.

Kali ini dia turun dari motornya karena keselek puntung rokok.

“Turun Lu! Semuanya jadi Seratus ribu”

“Tapi saya gak punya duit segitu. Kalo mau anterin saya pulang dulu ya”

“Adanya berapa?”

“Lima puluh ribu” Kata gue nunjukin isi dompet.

“Sialan. Ya udah deh, Gua udah males nganterin orang kayak elu”

Lembaran uang terakhir gue berpindah tangan.

Gue beneran dibawa sejauh mungkin sama Ojek budeg yang labil itu. Pengen rasanya gue lempar sepatu pas dia cabut tadi. Tapi daripada harus nyeker ditempat antahberantah ini, niak baik tersebutpun diurungkan.

“Maaf bu, ini daerah mana ya?” Gue nanya sekumpulan ibu-ibu yang baru keluar dari perkebunan kelapa sawit. Habis arisan kayaknya.

“Bla.. bla.. blaa. bla..!”

Jawaban mereka malah bikin gue panik.

Bahasa penduduk sini gak familiar di kuping gue. Suasana makin mencekam pas gue sadar kalo duit dikantong gue tinggal lima ribu Perak. Eng-ing-eng.. Bermodal kaleng rombeng yang gue pungut, gue ngamen di satu bus jurusan Merem-Meleng, dengan seleksi ketat tentunya. Untuk bisa ngamen dan bertahan diatas bus, gue harus menyisihkan bences dan pengamen jalanan yang jam terbangnya udah jauh melampaui gue. Sambil tengelam minum oralit, gue sampe di terminal Kopaja, plus dapat duit dari hasil ngamen. Lumayanlah buat cicilan kolor anti gempa yang udah lama pengen gue beli.

“Yeaah! Masalah gue Berak.. hir??” selebrasi gue terputus begitu ngeliat kopaja terakhir mulai jalan. Sementara langit udah remang-remang dan hujan mulai turun disertai kilat yang menyambar.

“Hooiii.. Bang Cimen! Tunggu dong!!”

“Oh, Roki? Kalo mau naik, bayarnya double-in yah?” Balas Cimen, sang kernet, dari Kopaja yang mulai berjalan.

“Iya, ga papa deh, saya bayarnya double”

Jauh dilubuk hati yang paling dalam gue sedih dimanfaatin sama orang yang bahkan gak pake celana dalam, kayak kernet satu ini. Gue gak sengaja liat pas levisnya sempat melorot tadi. Jujur, itu sangat membekas dalam ingatan..

Bersambung…

Next –>  Wikifreaks, Chapter 2(2/2): Rocky VS Rambo  (Chapter End)

Wikifreaks, Chapter 1(4/6 – 6/6) : Kisah Kasim Di Sekolah (Chapter End)


Cerita sebelumnya :

“Punya gue masih ada kok. Cincin itu sengaja gue siapin kalo-kalo ada cewek yang pengen gue lindungi dari mereka.”

“Duhh! Endank Soekamti Nikita Willy, maacih ya Rockyy!”

Apadeh..

 

^_^

 

Gue kudu nyari cara buat nebus dosa gue sama Pak Galau. Jadwal nonton sinetron gue ganti dengan browsing tentang Siti Markonnah di Wikifreaks. Situs ini menguak informasi pribadi dari hampir seluruh penduduk bumi yang lahir setelah zaman batu. Gue gak sengaja nemuin alamat situs ini pas iseng-iseng baca buku jadul di perpustakaan daerah. Untuk mengakses data dari situs ini juga kudu dapet kata sandi kerajaan eropa loh.

Ternyata, Cinta monyet Pak Galau beneran jadi TKI di Malaysia. Tragisnya lagi, Markonnah bakal menikah dengan majikannya disana.

WTF ! Wow This’s Fantastic, Bukan Cuma nebus dosa, gue bakalan berjasa besar andai berhasil ngurus kasus ini.

“Sim, loe bisa ikut gue gak?” kata gue lewat telpon.

“Kemana?”

“Kearah angin berhembus”

“Serius?”

“Kagak lah. Maksud gue, loe mau gak jadi tandem gue buat ikutan Olimpiadedi Malaysia?”

“What?! Are you kidding me?” mendadak Kasim bisa ngucapin kalimat itu dengan aksen British yang kental. Padahal, dalam percakapan sehari-hari aja masih belum bisa lepas dari logat Minang yang fasih.

“Cuma elo yang bisa gue andelin. Gue punya rencana bagus biar Pak Galau bisa ngerasa Hidup lagi”

“Gue sih mau-mau aja. Tapi.. Gratis gak?”

“Pastinya! Gratististis.. tiss” kata gue sampe muncrat kemukanya.

 

 

Keberangkatan gue dibiayai Dinas Pendidikan. Akibatnya gue harus ikhlas dapet penerbangan jam 6 pagi, dan sukses buat orang kayak gue kucar-kacir kerepotan dipagi buta. Apalagi ini pertama kalinya gue ke luar negeri. Keluarga besar gue datang berkumpul dan ngadain doa bersama di depan pintu keberangkatan bandara bareng petugas security disana.

Brrrr!!

Badan gue meriang diterjang AC pesawat. Tapi daripada tengsin sama penumpang lain, gue sekuat iman menahan dingin sambil siul-siul sok santai selama perjalanan. Sementara Kasim yang sejak di bandara udah bersin-bersin karena flu malah nyengir-nyengir gak jelas.

“Elo gak papa Sim?” kata gue khawatir kalo Epilepsinya sampe kambuh ditengah perjalanan gini.

“Gue udah gak sabar nih mau sampe di Hotel. Karena loe udah berjasa besar dalam hidup gue, entar gue tunjukin deh” Bisik Kasim

“Tunjukin apaan sih?”

“Sabar dong. Tunggu sampe di Hotel ya”

^_^

“Kamu yakin bisa nyusul entar?”

“Tenang Pak, kita kan udah punya Peta nya. Jadi gak bakal nyasar deh” Jawab Kasim. Padahal gue yang ditanya.

“Oke. Tapi, tepat jam delapan harus udah di Hotel kalo mau dapat jatah Nasi kotaknya”

“Siip deh!” Masih kasim yang jawab. Padahal gue lagi yang ditanya.

Gue dan Kasim berpisah dari rombongan setelah tau Hotel yang bakal dituju kru sekolah. Alamat yang tercantum di Wikifreaks lumayan jauh dari Hotel tempat gue bakal nginep, tapi lebih dekat dengan Bandara.

“Pakcik, anterkan kite orang ke adress ni boleh?” sebisa mungkin gue meniru logat mereka biar lebih akrab dan lebih murah tarifnya.

“Kalian dari Indonesia, kan?” katanya dengan Logat batak yang kental.

“Loh, abang orang Indonesia juga? kebetulan banget nih.”

“Iya. Aku Imran Sitegar dari Medan. Mau kemana kalian?”

“Aku Rocky bang, ini Kasim. Bisa anterin kita kesini gak bang?”

“Kalian mau nginap di Apartement mewah itu?” Kata bang Ronald mulai menjalankan taksinya.

“Gini bang Imran. Disana itu ada TKW yang terpisah sejak lama dari Cinta monyetnya gara-gara Ambalat tempat tinggalnya keburu diklaim Malaysia ”

“Bah! Kalo gitu, biar aku bantu kalian. Nanti aku ikut kedalam ya?” Kata bang Ronald dengan semangat membara.

Sampe di komplek Apartemen, gue dan Bang Imran langsung naik ke lantai 13 tempat Markonah bekerja. Sementara Kasim dapat tugas ngejagain Taksi, biar gak ada yang malingin kaca spionnya.

Majikan Markonah, Hitler bin Titan ternyata salah satu penggemar fanatik Doraemon, itu bisa gue tebak dari dekorasi pintunya yang penuh lambang freemason.

Dug! Dug! Dug!

“Asalamualaikum”

“Walaikumsalam” Sesaat pintu itu dibuka, muncul lah sosok Hitler Bin Titan, majikan Markonnah di malaysia.

”Sape korang pade ni?” tanya Wan Hitler mengerutkan dahi.

“Morning Pakcik, saye baru tiba dari Singapore nak cari apartment kat sini?” Tanya gue berlagak jadi turis Singapura.

“Ohh, nak sewa apartment ke? Boleh boleh. Saye Hitler pemilik ni apartment. Jom tengok sekeliling apartment ni dulu. Abis tu awak boleh nak pilih yang mana” Ujar Wan Hitler dengan logat khasnya.

Sesuai rencanna, Bang Imran pergi bertamasya keliling taman dengan Wan Hitler dan gue yang nyulik Markonnah.

“Bu Markonah!” Panggil gue sambil menggeledah isi lemari. Tiba-tiba muncul sesosok perempuan cantik dengan dandanan menor mengenakan daster putih kehitaman, masa iya itu Markonnah?

“Siti Markonnah?”

Ia menganggukan pelan kepalanya walau masih bingung.

”Panggil saya Tante aja deh” katanya sok muda.

“Saya datang kesini untuk ngejemput tante balik ke Indonesia. Ayo ikut saya”

“Gak perlu. Saya gak punya apa-apa lagi disana. Dan dari mana kamu tahu tentang saya, kamu sendiri siapa?”

“Galau Roosevelt Gorbachev! Dia alasan kenapa saya datang kesini.”

Markonnah tersentak kaget pas gue nyebutin nama lengkap Pak Galau. Bisa jadi karena nama tengah dan belakangnya yang terdengar aneh dan kurang bisa diterima akal itu.

“Galau? Bukannya dia udah nikah sama pilihan orang tuanya?”

“Gak. Pak Galau gak pernah nikah dengan siapapun sampe kepala empat sekarang ini”

“Kenapa?”

“Dia masih ngarepin cinta monyetnya. Dan itu tante”

Tante Markonnah terdiam, entah bingung nanggapin jawaban gue atau tersinggung karena gue bilang Monyet.

“Saya juga. Tapi..”

“Kenapa?”

“Saya butuh waktu sebentar lagi”

“Buat apa? kita gak punya banyak waktu!” desak gue.

“Dua menit lagi ikan di oven matang, kan sayang kalo sampe gosong”

Yaelah, kirain apaan.

Bang Ronald pun kembali bersama Wan Hitler ke apartemennya. Tanpa disadari Wan Hitler, tunangannya berhasil gue bawa masuk ke Taksi. Setelah itu Bang Ronald pun menyusul dan langsung mengantarkan kami ke Hotel tempat rombongan sekolah gue dan Kasim menginap.

“Terus, ini kita mau tidur dimana Ki?” tanya Kasim sesampainya dikamar Hotel.

“Duh, saya jadi ngerepotin kalian. Biar saya tidur di sofa aja ya”

“Jangan! Biar saya dan Kasim yang tidur di Sofa. Kita gak biasa tidur dikasur soalnya”Balas gue.

“Eh? Ta..” Jempol ginsengnya keburu gue tiban pake kaki gue sebelum sempat bicara.

Gue dan Kasim pun fix bakal tidur di sofa malam itu.

 

 

 

“Rok? Lu bisa tidur ga?”

“Kagak! Elu sih ngajakin gue ngobrol” kata gue kesel.

“Eh, liat ini deh” kata Kasim lalu menyalakan lampu.

JRENG JRENGG!!!

“Uwaaaa” Gue loncat ngambil jarak radius semeter dari Kasim.

“Apaan tuh? Serem banget teksturnya” tambah gue.

“Ini miniatur menara Eiffel. Dibuat pake upil yang gue kumpulin sejak turun dari pesawat”

“Ohh, jadi ini yang mau elo tunjukin?”

“Iya. Miniatur ini gue kerjain sejak ditaksi bang Imran. Tinggal ditambahin kentut khasnya Rachel, sempurna deh buat jadi pajangan di kamar gue”

“Ceilahh, kentutpun harum bagi orang yang lagi kasmaran”

“Makanya, Coba dong! Sekali-kali coba jatuh cinta”

“Hal begituan gak ngefek apa-apa ke gue, gue kan Batu”

“Yakin? kalo gitu, sekarang gue tantangin! Berani gak?”

“Nantangin Apaan?”

Gue penasaran. Abisnya sejak lahir, gue belum pernah sekalipun gagal ngeladenin tantangan kasim yang aneh bin unik.

“Gue bisa buat elo jatuh cinta bahkan sebelum umur loe genap 17 tahun. Cinta mati, sampe-sampe loe lebih milih ngaku kalah daripada ngelepasin cinta itu”

“Maksudnya? Loe nantang gue biar gak Jatuh cinta?”

“Tepat. Sanggup?”

“Loe becanda? Lo tau sendiri kan gue ini ‘Batu’?”

“Yaelahh.. Sanggup gak?”

“Oke! Andai kalah, gue bakal kuliah di tempat yang sama bareng loe entar”

“Okey. Dan kalo gue yang kalah, gue rela mutusin Rachel. Gimana? Deal?”

“Ya udah deh, Deal” Kata gue rada gak tega.

Selama ini gue selalu bisa menang dari tantangan Kasim. Tapi kali ini konsekuensinya terlalu berlebihan sih. Kalo gue menang sih, paling cuma kudu ngikutin kasim ke Universitas impiannya di Bandung, itu artinya gue harus ngelupain Jepang sebagai tujuan studi nanti. Tapi kalo dia kalah.. Waduh, Rachel itu satu-satunya cewe yang baik buat Kasim. Masa harus siputusin gara-gara taruhan bodoh ini?

 

 

Juara 1 jatuh kepada.. Rocky Geblek.. dari Indonesia!

Undoubtly! Gue kembali mempertahankan gelar sebagai penenun dengan hasil tenunan terbaik se-Asia raya. Pihak panitia sebenarnya menghadiahkan liburan ke Patthaya selama dua hari untuk gue, tapi karena gak sabar pengen  ngasih kejutan untuk Pak Galau yang lagi depresi, rombongan gue pun bergegas balik ke Indonesia dihari itu juga.

“Congratz ya Rock!” ucap kasim

“Liat sendiri kan, gue selalu bisa menang. Masih mau nerusin tantangan tadi malem? kalo gak yakin jangan diterusin deh”

“Yakin! Yang kali ini akan jadi kekalahan pertama elo dari gue, Huahaha” kata Kasim membusungkan perut.

“Terus rencana lo apa?”

“Gue bakal rundingin semua rencananya bareng Leonarto dan Endang. Tapi elo harus bersedia ngikutin ketentuan gue nanti”

“Dimanapun, kapanpun gue siap! Bwahaha” Kata gue sesumbar.

 

 

^^ Chapter 1 : Kisah Kasim Disekolah – End ^^

See Ya di  —>    CHAPTER II : Rocky VS Rambo

NOTE:
 * Pak Galau itu (bukan nama yang sebenarnya) Wali Murid di kelas Roc*y geblek.. Waktu di ‘Prologue’ Rocky sempat ngakalin guru unyu tersebut dengan kebohongan besar.. yang berujung pada reinassance (kebangkitan kembali) kisah cinta monyet lama pak galau dengan Markonah
** Bagian ‘Prologue’ ada diawal cerita, sebelum Chapter 1: Kisah Kasim Disekolah. Tapi belum diposting dulu.

Kumpulan Kutipan Bijak Rp. (Rp. Quotes)


Satu-satunya yang selalu buat gue ngerasa Hebat adalah…
Punya orang-orang hebat yang selalu jadi Sahabat gue

Inspirasi Kutipan ini: Sejak SMA sampe sekarang, gue selalu punya orang-orang terhebat disamping gue. kalaupun ada yang bisa gue sombongkan dari ‘kehebatan’ gue, itu adalah mereka.. para sahabat gue

Gue emang Omnivora (Pemakan Segalanya), Tapi gue gak akan makan temen sendiri

Inspirasi Kutipan ini : -Secret

To Treat A Special Person, You Have To Find A Special Way Too

Inspirasi Kutipan Ini: Saat gue punya orang yang spesial, gue juga harus perlakukan ia dengan spesial. Terutama, karena dia pantas untuk itu..

Your Knowledge Led To Your Act

Inspirasi Kutipan Ini: Ini gue dapet pas mikirin Moto buat blog ini. Ya. Pengetahuan dan kompilasi pengalaman bakal nuntu tindakan lo, mau itu salah atau bener

Tugas itu sama seperti masalah. Sama-sama Mendewasakan

Inspirasi Kutipan Ini: Jelas. Karena gue lagi banyak tugas. Tapi setelah gue pikir-pikir.. gue jauh lebih dewasa dan lebih mapan kalo suatu saat ada tugas atau masalah lagi

Mereka yang percaya diri akan melakukan sesuatu berdasarkan nalurinya

Inspirasi Kutipan Ini:-Secret-

Bahkan ketika berlutut, Ia harus membusungkan dada

Inspirasi Kutipan Ini: Berlutut itu nunjukin rasa hormat! bukan Kerendahan! Jadi kalo suatu hari lo kalah dalam persaingan, hal paling jantan yang bisa dilakukan adalah MENGAKUI KEKALAHAN

Ibarat ‘kentut’, kehadiran itu hanya perlu dirasakan bukan dilihat

Inspirasi Kutipan Ini: prett.. prett.. pret.

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal

Keterangan: Sadarlah. Marah kita hanya melukai orang-orang yang tidak menjauh bahkan ketika kita akan meledak

HIDUP itu harus Berlari

Entah karena Dikejar, atau mengejar

Keterangan: Cepat atau Lambat kita dipaksa bertindak, kita hanya bisa mengatur apakah tindakan itu karena dipaksa keadaan, atau karena kita rencanakan. Pilih bagaimana caramu melaluinya. Keduanya mungkin tetap akan melelahkan

Wikifreaks, Chapter 1(2/6 & 3/6) : Kisah Kasim Di Sekolah


Cerita Sebelumnya:

“Gue jadi topik utama di rubrik-rubrik sekolahan, foto-foto gue sejak bayi di upload ke mading dan di tempelkan ke dinding Pesbuk. Foto-foto itu dengan cepat tersebar sampai ke Negeri tetangga dan mendapatkan ‘Double Platinum’ untuk penjualan albumnya.”

^_^

Ini lanjutannya:

 

Sepulang sekolah, gue bengong di atap terbuka sambil sekali-kali ngintipin ketek yang  gundul. Sejauh ini gue belum dapet satu pun tanda-tanda pubersitas, dan cukup depresi sampe kadang gue kepergok bicara atau senyam-senyum sendirian. Gue udah coba tahajud tiap malam, nongkrong di panti jompo sambil main Halma, bahkan minum Jamu khusus pria dewasa. Tapi hasilnya nihil.

Paling gak, gue pengen jatuh cinta, biar gak melulu disebut manusia berhati batu.

“Rocky!”

Suara serak-serak becek dengan cengkok dangdut yang khas terngiang-ngiang memanggil nama gue. Gue merangkak tergalau-galau ke pinggir balkon.

Itu Kasim! Nama aslinya sih Chasey Muhaimin. Sejak lahir, secara kebetulan gue selalu masuk disekolah yang sama dengan Kasim. Bahkan dulu sempat bareng-bareng kena Epilepsi sejak di Incubator.

“Sim, Naik sini!” Ajak gue.

Gue lebih suka nongkrong bareng Kasim di atap rumah ketimbang kamar, soalnya ini anak punya kebiasaan buruk yang gak bisa dihentiin sejak dalam kandungan, yakni Hobi ngupilnya. Katanya sih, berkat hobinya itu dia berhasil mendapatkan 5 gram upil per harinya.

Sial, upil dikiloin?!

Dulu sih, gue pernah bereksperimen nyobain cara yang ada dibuku supaya kebiasaan ngupil Kasim bisa berhenti. Tapi usaha gue tetep gagal menahan candunya buat ngupil, walaupun jemari Kasim udah diolesin ekstrak cabai. Buntutnya gue yang kucar-kacir ngebawa Kasim ke Rumah Sakit terdekat.

“Eh, Rock. Perasaan tangga rumah lu makin nambah aja deh ” Ujarnya dengan nafas yang ngos-ngosan.

“Namanya juga anak tangga, sekarang udah dewasa kali? makanya jadi berasa lebih banyak” Jawab gue ikutan autis.

“Emangnya elo? Gak bisa dewasa. Malu dong ma anak tangga?” Kasim ngakak ngeledek gue.

“Gue udah dewasa. Tapi jangan disamain ma anak tangga juga. Kecoa kek?” Kasim terdiam. Mungkin dia agak sensitif sama kecoak. Apalagi sejak sekumpulan kecoa ditemukan dokter bersarang di lobang hidungnya.

“Eh, loe kenapa? Gue salah ngomong ya?” Tegur gue pelan.

“Gak kok. Gue lagi kepikiran Rachel nih.”

“Rachel anaknya penjaga kantin? Loh, Bukannya Leonarto udah bantuin kalian biar baikan?”

”Iya sih, tapi dia mendadak ngejauhin gue lagi”

“Jijik kali? Bulu idung loe sepanjang kasih ibu gitu” Ledek gue.

“Gak mungkin dong. Scara dia paling seneng mainin bulu idung gue kalo lagi mojok beduaan”

“Terus apa?”

“Meneketehe! Gue kesini kan juga buat konsultasi sama loe, Ki. Daripada nanya ke dukun, kan musyrik”

Halah, Bilang aja pengen gratisan.

Gue dengan berat hati mengajaknya ke kamar, tempat perlengkapan komputer gue nangkring dengan gagahnya. Dari sini, gue bisa dapat informasi berseta rekaman CCTV yang ada disekolah.

“Ajegileee, makin canggih aja nih komputer! Beli dimana yang beginian?”

“Gak beli kok. Nemu digudang belakang sekolah, pas gue bantuin Mang Sarto beres-beres. Eh, Mending loe fokus nih ama CCTV sekolahan. Daripada ngiler mantengin PC gue”

Sambil menyiapkan cemilan, gue dan Kasim duduk santai didepan monitor memantau situasi disekolahan, karena Rachel pacar Kasim masih ngebantuin bokapnya buat ngeberesin dagangan di kantin.

“Ajerbaizan! Itu Pak Galau kan? Ngapain dia histeris gitu di ruang kepsek?” Kaget Kasim. Kayaknya Gue salah kamera deh.

“Makjan! Jangan-jangan karena surat gue tadi pagi nih”

Oke deh, ntar gue cari jalan nebus dosa untuk kasus yang satu ini. Sekarang fokus ke masalah Fatonah. Gue ngelanjutin nyari View kepenjuru sekolah sampai akhirnya nemuin Rachel bersama Broto, salah satu pentolan Kalajengking.

Kasim terkulai lemas melihat Rachel sang pujaan hati duduk berduaan dengan penggemar orkes dangdut keliling itu.

“Nasi beneran udah jadi bubur kayaknya” Ucapnya menghela napas. Sekedar informasi, napasnya aroma rendang.

“Sabar dong. Dengerin dulu mereka ngomong apa!” Gue nempelin kepalanya kedepan monitor.

“Mpf.. Mana bisa gue ngeliat kalo kayak gini”

“Ahh iya, Sorry”

Kasim khusyu menyimak percakapan mereka dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ternyata, Rachel dipaksa menjauh dari Nusa Bangsa, atau mereka bakal ngejahilin kantin milik bokapnya.

“Denger sendiri kan? Bahkan bubur bisa jadi Nasi Aking. Makanya jangan mikir negatif mulu”

“Gue lega kalo mereka emang gak ada hubungan apa-apa. Tapi Rachel pasti gak berani nolak ancaman mereka. Jelek amat sih takdir gue, hiks” tangis Kasim tersedu-sedu.

“Terus rencana loe gimana nih?”

“Auk ahh”

Kasim masang kuda-kuda buat ngegalau di jendela kamar gue.

Pletukk!

“Auuwww!”

Lamunannya buyar begitu gue lempar dengan Cincin.

“Suruh dia pake. Jangan sampe ilang atau jatuh ke tangan orang lain”

“Heh? Ini kan Cincin loe Rock. Entar Loe pake apaan?”

“Punya gue masih ada kok. Cincin itu sengaja gue siapin kalo-kalo ada cewek yang pengen gue lindungi dari mereka.”

“Duhh! Endank Soekamti Nikita Willy, maacih ya Rockyy!”

Apadeh..


Kata Kata Mutiara Tentang Cinta


  • Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
  • Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.
  • Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
  • Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
  • Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanyalah mencintai pantulan dari diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
  • Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
  • CINTA sejati adalah saat kau dapat merelakan CINTA itu bahagia, bukan untuk mendapatkannya.
  • Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
  • Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
  • Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.
  • Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.
  • angan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
  • Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
  • Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.
  • Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
  • Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
  • Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
  • Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
  • Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.
  • Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.
  • Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.
  • Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.
  • Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

7 Keajaiban Menangis :’)


Kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata bisa jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja?

Dikutip dari Beliefnet, ini dia 7 keajaiban yang bisa Anda dapatkan setelah menangis dan berair mata.


1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.

Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.

Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun Anda didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.

Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena Anda bisa menangis meledak-ledak.

Jadi, tidak apa-apa kalau Anda menangis sesekali.

 

(Source:http://forum.kompas.com/teras/44759-7-keajaiban-setelah-menangis.html#post790279)